Jumat, 01 Agustus 2008



SIAPA YANG LEBIH KITA CINTAI ?

Mengenang 100 tahun M. natsir “ jika dibanding dengan sekularisme yang sebaik-baiknya pun, maka adalah agama masih lebih dalam dan lebih dapat diterima oleh akal”. Perkataan Natsir saat dirinya menawarkan islam sebagai dasar Negara bagi

Indonesia.

Ghirah perjuangan ini juga dapat kita lihat dari sikap Buya hamka saat dirinya lebih memilih mengundurkan diri dari kepemimpinan MUI,karena beliau melihat Negara ini sudah benar-benar mencampakkan hukum Allah.

Dua orang yang sangat ideologis, Mereka lebih memilih islam walaupun pada akhirnya harus di penjara, terasing dan tidak mendapatkan kedudukan apa-apa. Mereka tetap istiqamah ingin menerapkan syariat islam.

Mereka telah menunjukkan kepada dunia siapa yang lebih mereka cintai, Allah dan agama islam adalah diatas segala-galanya. Bagaimana dengan kita? Siapa yang lebih kita cintai?

Firman Allah dalam surat At-Taubah : 24 yang artinya :

“ Katakanlah.” Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasulnya dan dari berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”

Ayat ini menganjurkan kita agar Allah dan Rasulnyalah yang lebih kita cintai dari segalanya.Mungkin hampir setiap hari kita menyatakan cinta kepada Allah dalam shalat, dalam doa dan dalam segala hal apalagi saat kita mendapatkan kebahagiaan. Namun kita sering lupa bahkan tidak mengerti apa makna dari cinta yang sebenarnya.

Banyak orang mengartikan kata cinta, cinta adalah keinginan untuk taat (Al baidhawi) nah kalau cinta adalah keinginan nutuk taat. Apakah kita sudah

melakukan ketaatan kepada Allah? Kepada perbuatan-perbuatan yang di perintahkan, dan menjauhi apa yang dilarang-Nya?,

Ada lagi cinta menurut istilah arab adalah menghendaki sesuatu untuk meraihnya, apakah kita sudah berusaha untuk meraih cinta dari Allah?

Muhasabah untuk diriku sendiri yang memang belum bisa mengamalkan cinta kepada Allah dengan cinta yang sebaik-baiknya.

Dilema mayoritas yang menyerang setiap jiwa seorang mukmin.

Saya sangat mencintai Allah dan Rasulnya...rasa ini mungkin dimiliki oleh semua orang islam baik yang shalih, hingga ke orang yang ammah, mereka tidak mau dikatakan sebagai orang yang tidak cinta kepada Rabb dan rasulnya, baqa mereka muncul saat membela agama ini dimana saat nabi Muhammad di hina,dan Alquran di lecehkan, mereka begitu marahnya, ini menunjukkan kecintaan mereka kepada Allah dan Rasulnya, tapi apakah dengan marah saja sudah cukup unutk membuktikan kecintan kita kepada Allah Swt?

Demi Allah TIDAK !! marah saja tidak cukup kawan...harus ada perjuangan yang nyata untuk menunjukkan cinta tersebut, tapi... perjuangan seperti apa?

Kita semua tahu, bahwa saat ini hukum Allah tengah dicampakkan oleh musuh-musuh Allah dan herannya lagi mereka yang mengaku cinta kepada-Nya pun ikut melecehkan hanya demi selembar dolar. Miris! Bangsa yang sakit!, atau mungkin karena sebagian besar rakyat ini mempunyai hati yang sakit? Seperti yang digambarkan oleh Allah dalam surat Albaqarah : 8-20. yaitu diantaranya

1. orang yang mengaku beriman tapi sebenarnya tidak beriman, fasik

2. menjadi penipu, menipu Allah dan orang-orang yang beriman

3. berdusta

4. membuat kerusakan dibumi

5. suka berolok-olok

6. menjual kebenaran (opportunis)

Tidak ada satupun diantara yang keenam tadi yang tidak kita temukan disini, di negri tercinta ini. Alias semuanya fakta yang terjadi di negri tercinta ini.

Apakah kita akan pasrah saja menerima keadaan ini kawan...?menerima nasib kaum muslim yang kian terpuruk? Menerima dengan lapang dada saat hukum-hukum Allah dikatakan tidak layak pakai oleh para penguasa kapitalis? Apakah kita rela dengan

ikhlas hati negara kita dijadikan komoditas oleh bangsa kafir? apakah dengan ucapan

istighfar kita akan menuai ketenangan hati...sedang jauh disana saudara kita sedang menunggu pertolongan untuk diselamatkan dari para zionis? Tunjukkan rasa cinta kita kepada Allah dengan berjihad mengangakat senjata!lawan kediktatoran kapitalisme. Itu kawan... mari kita berjuang menegakkan dien Allah. Senjata kita adalah pena dan pikiran!

Mungkin sebagian orang bahkan kita kadang masih bingung bagaimana caranya agar perjuangan kita ini tidak sia-sia? Agar perjuangan kita ini mendapatkan ridha dari Allah? Agar perjuangan ini tidak menuai kebuntuan, agar perjuangan ini benar-benar bisa melanjutkan kehidupan islam yang rahmatan lilalamin. Agar perjuangan ini benar-benar membuahkan hasil yang sempurna dimata Allah dan Rasulnya.

Untuk mencapai itu semua kita harus menumbuhkan rasa cinta kita kepada Allah melebihi kecintaan terhadap apapun, karena setelah kita berhasil menghadirkan rasa cinta yang hanya untuk Allah kita akan melihat bahwa semua yang Allah perintahkan kepada kita adalah suatu nikmat yang luar biasa, bukan siksaan. Paksaan dan bukan suatu beban, seperti dalam sabda rasulullah

”Ada tiga perkara, siapa yang memilikinya ia telah menemukan manisnya iman. Yaitu orang yang mencintai Allah dan rasulnya lebih dari yang lainnya, orang yang mencintai seseorang hanya karena Allah, dan orang yang tidak suka kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan keneraka.

Cinta akan melahirkan ketaatan. ”hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah rasul dan ulil amri diantara kamu” (An –nisa :59)

Allah menciptakan manusia, alam semesta dan kehidupan tidak dilepas begitu saja melainkan diturunkan-Nya juga seperangkat peraturan hidup yang harus dijalankan oleh setiap individu jika menginginkan keselamatan dan rahmat-Nya. Dari mulai hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lainnya dan hubungan manusia dengan penciptanya, yang meliputi aspek sosial budaya politik pendidikan dan semua aspek kehidupan yang lain.Allah telah mengatur semuanya manusi hanya tinggal menjalankan saja, semuanya ada didalam Alquran dan As-sunnah. Dua pegangan hidup manusia yang jika kita berpegang teguh terhadapnya maka tidak akan sesat selamanya.

Untuk bisa mengerti maksud dari Alquran dan As-sunnah kita perlu belajar dan belajar, Allah dan rasul mewajibkan mencari ilmu karena dengan ilmu kita bisa mencapai keselamata dunia dan akhirat,dan juga untuk menjaga aqidah kita yang

telah terbentuk dengan baik, karena aqidah merupakan qaidah fikriyah atau kaidah berpikir sekaligus sebagai qiyadah fikriyah (kepemimpinan berpikir).

Rasulullah adalah suri tauladan yang baik , beliau telah mencontohkan kepada kita bagaimana cara menjaga aqidah umat agar tidak ternoda, pertama belaiu melakukan pengenalan terhadap islam, beliau membina para sahabat dengan mengokohkan aqidah mereka,setelah terbentuk para sahabat memiliki qaidah fikriyah yang sesuai dengan islam, maka rasulpun melakukan pengkaderan untuk mencetak para dai yang akan mengemban risalah dakwah kepada masyarakat jahiliyah untuk diseru kepada islam, agar qaidah fikriyah yang mereka emban juga diemban oleh manusia yang lain. Setelah melewati masa ini rasulullah dan para sahabatpun melakukan perluasan qaidah fikriyah ini diwujudkan menjadi qiyadah fikriyah.yang pada masa itu pertama kali di kota madinah. Daulah islam yang pertama.

Saat ini kita tengah kehilangan masa kejayaan itu, umat islam tidak memiliki qiyadah fikriyah yang bisa melindungi seluruh umat, yang masih tertinggal adalah qaidah fikriyah karena qaidah ini masih bisa diemban oleh setiap individu.

Kapitalisme dan sekulerisme adalah mabda (ideologi) yang tengah menguasai dunia ini, mereka membawa misi demokrasi ke setiap negeri islam, agar umat muslim rela menggadaikan mabda mereka, bahkan melupakannya, mereka membuat seolah-olah demokrasi adalah bagian dari islam, azas musyawarah mufakat. Padahal sangat bertentangan dengan islam, amat sangat jauh bahkan, kenapa bertentangan? Satu dari sekian contoh adalah dalam demokrasi yang menjadi landasan benar dan salah adalah suara terbanyak, sedang dalam islam yang menjadi landasan benar dan salah adalah Allah, satu bukti yang kuat untuk membenci dan meninggalkan demokrasi.

Tugas kita adalah meniadakan demokrasi dari muka bumi ini, dan menghadirkan kembali khilafah islamiyah yang sempat terkubur hidup-hidup. Dengan cara apa ? yaitu mengikuti metode yang sudah dicontohkan oleh nabi muhammad saw, bukankah beliau adalah suri tauladan yang terbaik?.

Hanya dari pertolongan Allah lah khilafah islamiyah akan kembali tegak, kita umat islam hanya bisa berusaha berjuang untuk mendapatkan pertolongan Allah agar bersegera mewujudkannya,

Pertolongan Allah akan hadir jika kita umat islam mampu menyatukan misi dakwah, berbeda harakah namun satu tujuan, tidak terjebak sikap ashabiyah yang menjijikan. Karena nabi Muhammad bersabda

” tidak termasuk golongan kami orang yang menyeru kepada ashabiyah, tidak termasuk golongan kami orang yang membunuh karena ashabiyah, dan bukan termasuk golongan kami orang marah karena ashobiyah. ( HR. Muslim).

Allah telah menghilangkan sifat ashabiyah dari umat ini, karena umat islam seharusnya laksana satu tubuh, satu bagian merasakan sakit maka bagian yang lain juga merasakannya.

Allah tidak akan mengingkari janjinya, bahwa khilafah rasyidah akan kembali muncul, namun Allah telah berfirman bahwa ”Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehinngga mereka merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.

Allah tidak akan mendatangkan pertolongan sebelum Allah melihat kesungguhan kita umat islam dalam berjuang dan menolong agama Allah.

SATUKAN LANGKAH DAN TUJUAN DEMI TEGAKNYA KHILAFAH RASYIDAH ISLAMIYAH WAHAI SEMUA GOLONGAN YANG MENGAKU BERAGAMA ISLAM!!

Tidak ada komentar: