Senin, 11 Agustus 2008

KELUARGA SAKINAH DAKWAH MUNTIJAH

Keluarga merupakan medan pertama dakwah sehingga ia harus dijadikan sebagai asas utama dakwah dalam masyarakat, maka seluruh anggota keluarga hendaknya menjadi pendukung pertama bagi kejayaan dan keutuhan dakwah. Setiap aktivis dakwah yang mendapat dukungan penuh dari keluarga, maka dia akan dapat berdakwah secara optimal. Tidak dapat dinafikan, seringkali hambatan bagi seorang da’i itu sangat dirasakan apabila keluarganya apa lagi anak dan isterinya tidak mendukung dakwahnya. Inilah yang dipahami oleh musuh-musuh Islam tatakala mau menghentikan dakwah ini berkembang dengan mengembangkan serangan-serangan pemikiran dan hati yang merusakkan batu asas ummat Islam kini, melalui keluarga.

Dalam surat At Tahrim telah dijelaskan ada tiga tips keluarga da’wah, yaitu kisah keluarga Nabi Nuh, keluarga Asiah, dan keluarga Maryam.

keluarga Nabi Nuh menjadi contoh keluarga pertama.

Nabi Nuh tidak mendapatkan dukungan dakwah dari seluruh anggota keluarga karena istri dan anak beliau menolak seruanya. Penolakan mereka menjadi legitimasi masyarakat untuk menolak dakwahnya sebab Nabi Nuh tidak berhasil membuat keluarganya menjadi contoh bagi masyarakat yang di dakwahinya.

Hal itu sangat menyedihkan Nabi Nuh. Apalagi ketika Allah menurunkan azab kepada orang-orang yang mengingkarinya, beliau sangat sedih sekali di saat beliau menyaksikan sendiri putra yang dicintainya ikut tenggelam bersama kaum yang durhaka. Nabi Nuh berdo’a seakan menyatakan keprihatinannya dengan kalimat:

“wahai Robku ….”sesungguhnya anakku termasuk keluargaku dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya.” Allah menjawab, “Hai Nuh, sesengguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya perbuatannya bukan perbuatan yang baik, sebab itu janganlah kamu memohon kepadaku sesuatu yang kamu tidak mengetahuinya …”(QS..11 ayat 36-48)

keluarga kedua adalah keluarga Asiah,

keluarga ini menunjukkan bukan hanya anak dan isteri yang bisa menghambat dakwah bahkan juga suami, seperti Fir’aun kepada Asiah. Pengaruh hambatan suami terhadap dakwah isteri lebih besar daripada hambatan isteri terhadap dakwah suami sebab suami sadalah pemimpin keluarga. Asiah tetap istiqomah di jalan dakwah walaupun akhirnya ia disalib oleh suaminya sendiri agar ia dapat menghentikan dakwahnya.

keluarga yang ketiga adalah keluarga Maryam

sekalipun ia sebagai seorang istri tanpa suami namun dia tetap istiqomah dalam menegakkan dakwah bersama anaknya padahal sepanjang hidupnya ia banyak mendapatkan tentangan dari masyarakat.

Satu lagi kisah dari bapak kita nabi Ibrahim As.

Subhanallah …! keberanian Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar atas perintah Allah, keikhlasan dan kesabaran Hajar menghadapi perbagai ujian ditempat yang sangat gersang itu, tidak disia-siakan Allah SWT. Allah memberikan air Zam-Zam yang ternyata dapat dinikmati seluruh kaum muslimin dari perbagai negara yang datang beribadah Haji atau Umroh sampai dunia ini berakhir. Air zam-zam tersebut berkhasiat sesuai dengan apa yang diniati oleh yang meminumnya. Juga didirikan ka’bah selanjutnya dibangunlah di sisinya masjidil haram yang apabila setiap orang solat di dalamnya satu kali nilainya lebih utama dari pada seratus ribu kali solat di masjid yang lain dan setiap berdo’a dikabulkan Allah. Selain itu ka’bah dijadikan sebagai kiblat umat Islam sedunia. Begitulah Allah memberikan keberkahan kepada keluarga yang secara bersama-sama aktif terlibat dalam dakwah.

Berdakwa hukumnya wajib kifayah bagi setiap golongan,kewajiban menjadi gugur bagi golongan yang lain jika ada salah satu dari golongan ada yang bisa melaksanakannya dan cukup berhasil, tapi jika belum ada golongan yang belum mampu melaksanakannya maka hukumnya tidak bisa digugurkan, dan menjadi wajib ain untuk tiap individu yang sudah mengikrarkan dua kalimat syahadat, tanpa di tunda, menunngu ada kesempatan, dan merasa diri masih kurang ilmu, karena para sahabat nabi, saat mereka mengikrarkan dua kalimat syahadat, mereka langsung berjanji bahwa mereka akan mengajak atau mendakwahkannya kepada kaumnya. Padahal mereka belum mendapat ilmu yang mumpuni dari rasul, mereka tetap yakin akan pertolongan Allah dan atas kebenaran yang mereka pilih. Mereka benar-benar mengerti apa makna dari kalimat syahadat.

Dakwah tidak bisa ditinggalkan sama seperti halnya shalat dan kewajiban menutup aurat bagi perempuan dan kewajiban yang lainnya, tidak bisa salah satu diantaranya lebih diutamakan, semua harus berjalan seimbang, ini berlaku bagi siapa saja yang telah memilih islam sebagai agamanya, jalan hidupnya, dan tujuan hidupnya.

Tugas seorang suami adalah mencari nafkah untuk keluarganya, memenuhi semua kebutuhan istri-istri dan anaknya, sedang tugas seorang istri adalah mengurus rumah tangga, mendidik anak. Namun diluar kewajiban tersebut mereka sama-sama wajib untuk mendakwahkan islam, tidak boleh hanya salah satunya yang dilaksanakan, kedua harus berjalan seimbang, karena itulah dibutuhkannya rasa saling mengerti, percaya terhadap pasangan, dan saling memberikan dukungan.

Menjadi tugas seorang suami selaku kepala rumah tangga sekaligus guru bagi istri untuk menjelaskan hokum wajibnya berdakwah dan berjamaah. Agar tidak terjadi kesalahpahaman ketika suami sering tidak ada dirumah untuk urusan dakwah sehingga istri tidak menjadi curiga.kalau perlu libatkan istri dimedan dakwah suami agar istri lebih mudah memahami jalan dakwah suaminya.

Tidak ada komentar: